Wakil Wali Kota Bima Tegaskan Komitmen Tuntaskan Stunting: “Bukan Sekadar Data, Ini Soal Masa Depan Anak Kita”

Prokopim Kota Bima, 26 Juni 2025 – Pemerintah Kota Bima menyampaikan komitmen kuat dalam menuntaskan persoalan stunting yang dinilai bukan hanya soal gizi, tapi persoalan keberlangsungan masa depan generasi. Hal ini ditegaskan Wakil Wali Kota Bima Feri Sofiyan, SH dalam pemaparannya pada kegiatan Penilaian Kinerja Stunting Tahun 2024 yang digelar bersama Tim Penilai Provinsi NTB, Kamis (26/6) di Mataram.

“Ini bukan sekadar forum evaluasi. Ini ruang refleksi. Kita sedang bicara soal hak hidup anak-anak, kualitas SDM masa depan, dan keberlanjutan pembangunan kota,” ujar Wakil Wali Kota.

Dalam paparannya, Pemerintah Kota Bima menjelaskan implementasi 8 Aksi Konvergensi yang melibatkan 12 OPD, 41 kelurahan, dan total 9 program serta 39 subkegiatan, dengan dukungan anggaran mencapai Rp117 miliar, baik dari APBD maupun non-APBD, termasuk dana PKH dan iuran PBI JKN.

Wakil Wali Kota Bima yang juga bertindak selalu Ketua TPPA Kota Bima memaparkan Tren penurunan stunting di Kota Bima yang menunjukkan hasil menggembirakan yakni Berdasarkan SSGI, prevalensi menurun dari 31,8% menjadi 28,4% dan Berdasarkan EPPGBM, turun dari 11,32% menjadi 10,17%.

Selain itu, Wakil Wali Kota juga memaparkan sejumlah inovasi percepatan penanganan stunting, seperti KAKI SI INTENS, GERCEP UMA RUKA, BESTI STUNTING, dan SI CERAH, serta kolaborasi dengan PKK, Kejaksaan Negeri, dan BAZNAS.

“Kota Bima tidak hanya fokus pada intervensi gizi, tapi juga pada edukasi, perlindungan anak, dan penguatan keluarga. Karena menyelamatkan satu anak berarti menyelamatkan masa depan bangsa,” tegasnya.

Pemerintah juga menargetkan seluruh kelurahan berstatus Kelurahan Layak Anak di tahun-tahun mendatang. Inisiatif seperti LABAKA, Sekolah Ramah Anak, dan masjid ramah anak menjadi bagian dari upaya komprehensif melawan stunting secara budaya dan struktural.

Wakil Wali Kota menutup sambutannya dengan pesan kuat: “Mari kita jaga setiap anak dari risiko stunting, dari kekerasan, dari kehilangan haknya. Kota Bima siap bergerak bersama, demi generasi emas yang sehat, kuat, dan berdaya saing.” ***