Wali Kota Bima dan Wakil Wali Kota Bima Hadiri Kunker Proyek Drainase Primer Program NUFReP di Kelurahan Dara

Prokopim Kota Bima, 11 April 2025 - Wali Kota Bima H. A. Rahman H. Abidin, SE, didampingi Wakil Wali Kota Bima Feri Sofiyan, SH, menghadiri kunjungan kerja pembangunan drainase primer Program NUFReP (National Urban Flood Resilience Project) sekaligus peletakan batu pertama yang dilaksanakan oleh PPK Kementerian Pekerjaan Umum di wilayah Amahami, Kelurahan Dara, Kota Bima, pada Jumat, 11 April 2025.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua DPRD Kota Bima Syamsurih, SH, Wakapolres Bima Kota, Kasdim 1608/Bima, para Staf Ahli, Asisten, Kepala OPD, Camat, Lurah, Direksi NUFReP Sungai dan Pantai II, Direksi UFCF Sungai dan Pantai I, Kontraktor Nidya Pembangunan KSO, serta Konsultan Supervisi Bridgin NUFReP.
PPK Sungai dan Pantai I Balai Besar Wilayah Sungai Nusa Tenggara I Mataram, Dinul, menyampaikan bahwa kunjungan kerja Wali Kota dan jajaran ini menjadi bentuk dukungan nyata dalam upaya penyelesaian pembangunan drainase primer pengendali banjir di Kota Bima.
"Kunjungan ini menjadi motivasi dan penyemangat bagi kami dalam menuntaskan sebagian persoalan banjir di Kota Bima," ujar Dinul.
Ia menjelaskan bahwa proyek ini memiliki nilai kontrak sebesar Rp238 miliar lebih, yang telah ditandatangani pada 31 Juli 2024 dengan masa pelaksanaan selama 540 hari kalender, dan ditargetkan rampung pada 28 Februari 2026. Proyek ini didanai melalui pinjaman hibah luar negeri dari Program NUFReP Tahun 2024, dengan penyedia jasa oleh Nidya Pembangunan KSO.
Lingkup pekerjaan mencakup 12 kelurahan dengan 6 ruas drainase primer, yaitu : Drainase Amahami sepanjang 5,13 km, Drainase Sambinae sepanjang 1,53 km, Drainase Panggi sepanjang 0,91 km, Drainase Salama sepanjang 1,99 km, Drainase Pentatoi sepanjang 2,05 km dan Drainase Matakando–Santi sepanjang 2,4 km. Dengan demikian, total panjang drainase yang dibangun mencapai sekitar 14 km selama periode 2024–2026.
Dinul juga melaporkan bahwa hingga saat ini, progres pekerjaan terhadap DIPA Tahun 2026 telah mencapai 21,18%, atau setara dengan 14,22% dari nilai kontrak. Ia mengakui bahwa pekerjaan ini bukanlah tugas mudah, namun optimis akan tuntas dengan dukungan penuh dari Wali Kota, jajaran OPD, serta kolaborasi aktif dari 12 kelurahan.
Di akhir laporannya, Dinul mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Ia mengutip Al-Qur'an Surat Ar-Rum ayat 41:
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia. Maka Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
Dinul menegaskan, sebaik apa pun infrastruktur yang dibangun, tanpa kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, maka manfaatnya tidak akan maksimal dalam mengendalikan banjir.
Sementara itu, dalam sambutannya Wali Kota Bima H. A. Rahman H. Abidin, SE menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur drainase ini merupakan bagian dari program nasional yang sangat penting bagi Kota Bima. Ia menjelaskan bahwa Kota Bima memiliki tantangan geografis tersendiri dalam hal tata ruang dan pengendalian bencana, terutama banjir, yang intensitasnya meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Urbanisasi yang pesat dan terbatasnya sistem drainase yang memadai menjadi penyebab utama tingginya risiko banjir di berbagai wilayah Kota Bima.
“Oleh karena itu, kehadiran Program NUFReP di Kota Bima adalah anugerah besar yang patut kita syukuri. Ini bukan hanya penting, tapi benar-benar luar biasa,” ujar Wali Kota.
Program ini merupakan bentuk perhatian pemerintah pusat melalui kolaborasi internasional terhadap kota-kota di Indonesia yang membutuhkan penguatan kapasitas menghadapi bencana hidrometeorologi, termasuk Kota Bima.
Lebih lanjut, Wali Kota menekankan bahwa proyek ini bukan hanya membangun saluran drainase yang lebih besar dan lebih baik, tetapi juga membangun fondasi ketahanan kota. Ini adalah investasi jangka panjang yang sangat berarti bagi generasi saat ini dan masa depan.
“Program ini juga membantu perencanaan berbasis risiko, pemetaan wilayah rawan, penguatan sistem peringatan dini, serta edukasi masyarakat dalam menghadapi bencana,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang terlibat: Kementerian PUPR, Pemerintah Provinsi NTB, kontraktor, konsultan, seluruh OPD, lurah, dan masyarakat yang terus memberikan dukungan terhadap pelaksanaan proyek ini.
Wali Kota menegaskan bahwa pembangunan drainase primer ini bukan sekadar proyek fisik, tetapi bentuk nyata dari komitmen membangun Kota Bima yang tangguh, bersih, sehat, dan berdaya saing.
“Mari kita semua, baik pemerintah maupun masyarakat, menjaga dan merawat infrastruktur yang telah dan sedang dibangun. Jangan biarkan drainase yang bagus tersumbat oleh sampah. Jangan biarkan program baik ini kehilangan makna hanya karena kurangnya kepedulian kita,” ajak Wali Kota.
Di akhir sambutannya, Wali Kota menyampaikan dua isu strategis yang tengah dihadapi Kota Bima, yakni masalah kebersihan dan penghijauan. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dan mendukung gerakan penghijauan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap masa depan kota.
Kegiatan diakhiri dengan peletakan batu pertama pembangunan drainase primer Amahami, dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama. ***