Wali Kota Bima Bersama Tim Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kota (Rippakot) Politeknik Pariwisata Lombok Bahas Langkah Strategis Pengembangan Pariwisata Kota Bima

Pertemuan Wali Kota Bima H. Muhammad Lutfi, SE bersama dengan Tim Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kota (Rippakot) Politeknik Pariwisata Lombok membahas berbagai langkah strategis dalam mensukseskan rencana pembangunan kepariwisataan yang ada di Kota Bima. 

Pertemuan yang berlangsung di Kediaman Wali Kota Bima pada 18 Mei tersebut mengulik berbagai peluang pengembangan wisata yang diantaranya adalah pengembangan Wisata Lawata - Teluk Bima yang akan menjadi salah satu daya tarik utama di Kota Bima. 

Ada pula Sport Tourism berupa perlombaan Triathlon yang akan menghadirkan peserta dari berbagai daerah, destinasi perjalanan Bali - Lombok - Labuan Bajo yang tentunya akan menambah kemudahan wisatawan dalam menjelajahi keindahan Kota Bima, Kampung Tenun, Belajar Menenun dan Fashion Tenun, hingga Festival Parade Rimpu.

Selain itu, dalam pertemuannya juga mengelaborasi terkait tantangan dan kekurangan yang dirasa perlu untuk ditingkatkan dalam memajukan sektor pariwisata yang salah satu diantaranya adalah kurang maksimalnya daya tampung dan kualitas Penginapan yang ada di Kota Bima dan Daya Tarik Makanan dan Minuman Khas yang masih belum terekspos dengan baik.

Dalam kesempatannya Wali Kota Bima mengungkapkan keinginannya yang begitu besar dalam pengembangan pariwisata ini. Beliau menilai bahwa pengembangan pariwisata merupakan salah satu sektor penting yang menandakan keramah-tamahan dan kemajuan suatu daerah. Beliau menginginkan adanya wisata yang representatif sebagai simbol kedaerahan masyarakat Bima seperti wisata Menunggang Kuda.

"Dengan adanya wisata yang representatif tentunya akan menandai kekhasan warga kita dalam setiap perjalanan wisata sehingga akan terekam dengan baik di benak wisatawan." Ungkapnya.

Selanjutnya, Ketua Tim Ripparkot Poltekpar Lombok menerangkan bahwa fokus utama dalam memproyeksikan pariwisata yang sehat adalah dari bagaimana masyarakat dan wisatawan bisa diajak untuk menjaga kebersihan lokasi wisata. Menurutnya, Wisata yang baik adalah wisata yang bersih dan bisa saling menjaga.

Beliau turut menambahkan beberapa ide wisata yang bisa menambah kemeriahan Kalender Event Pariwisata Kota Bima yang diantaranya adalah penggunaan pakaian adat kesultanan Bima berbayar, pelestarian aksara Bima melalui berbagai tulisan seperti Grafitti, Penulisan Jalan, dan lainnya.

Sebelum mengakhiri arahannya, beliau kembali menekankan bahwa pengembangan pariwisata harus memperhatikan dan mempertahankan budaya dan tradisi daerah serta menerapkan pariwisata yang ramah dan memudahkan wisatawan.

"Porsi pariwisata itu harus lebih mengutamakan nilai-nilai kebudayaan sebesar 60%, Wisata Alam sebesar 30%, dan Wisata Buatan sebesar 10%. Selain itu juga bisa menyajikan wisata yang dapat memudahkan wisatawan seperti memperjelas dimana lokasi wisata, lokasi penginapan, dan dimana lokasi kuliner." Jelasnya mengakhiri.

***