Hindari Inflasi Daerah Pemerintah Kota Bima Hadirkan Enam Upaya Kongkrit

Laju perekonomian Indonesia pasca Pandemi Covid-19 masih begitu terasa lamban. Ditambah lagi efek dari perseteruan panjang negara-negara digdaya seperti perang Rusia-Ukraina juga menambah kemelut berbagai negara yang terdampak, tak terkecuali bagi Indonesia. Kota Bima sebagai salah satu Kota Madya di Indonesia tak luput dari dampak inflasi yang ditimbulkan.

Menyadari hal tersebut dan demi menghindari kemungkinan terburuk Wali Kota Bima H. Muhammad Lutfi, SE bersama pemangku jabatan terkait seperti Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Bappeda Litbang, Kepala Inspektorat, Kepala Dinas Koperindag, Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Kepala Dinas Sosial, Kepala Dishub, Kepala Dinas PUPR, Kasat Pol PP, dan Kabag Ekonomi Setda Kota Bima melangsungkan rapat koordinasi guna mendiskusikan langkah-langkah strategis dalam mencegah dampak inflasi menerpa masyarakat Kota Bima.

Diskusi strategis yang berlangsung di Ruang Rapat Wali Kota tersebut membahas 6 upaya kongkrit yang akan dan telah dilakukan Pemerintah Daerah dalam menekan laju Inflasi. Keenam upaya tersebut diantaranya; 1) melaksanakan operasi pasar murah; 2) melaksanakan sidak ke pasar dan distributor agar tidak menahan barang; 3) kerjasama dengan daerah penghasil komoditi untuk kelancaran pasokan; 4) gerakan menanam; 5) merealisasikan BTT; dan 6) dukungan transportasi dari APBD.

Dalam kesempatannya Wali Kota Bima H. Muhammad Lutfi, SE menginginkan hasil dari rapat tersebut dapat direalisasikan dengan sangat terukur.  Dengan melihat sektor-sektor yang paling berpotensi terdampak inflasi maka langkah preventif dapat dilakukan. Solusi yang dihadirkan juga diharapkan mampu menekan kenaikan harga di masyarakat yang saat ini sudah mulai terasa.

"Artinya bahwa, harus ada langkah yang harus diambil, sehingga kita bisa memprediksi komoditas apa yang punya peluang menyumbang angka inflasi yang begitu signifikan ini, potensi-potensi inilah yang harus kita ukur semaksimal mungkin, sehingga ada titik balance mengurangi jumlah populatifnya.” Cakap Wali Kota Bima.

Tak sampai disitu Wali Kota Bima yang sangat menyadari bahwa Industri Minyak dan Gas Bumi merupakan sektor yang paling terdampak juga dapat berimbas ke moda transportasi berbagai lini. Kebutuhan akan Bahan Bakar Minyak dan Gas Alam tentunya akan menyulitkan masyarakat dalam menggapai ketersediaan. Oleh sebab itu beliau meminta agar seluruh  pihak dapat berperan aktif dan mendukung pemerintah daerah.

Wali Kota Bima juga menghimbau agar budaya bercocok-tanam mulai kembali dilakukan. Bukan tanpa alasan, hal ini tentunya sebagai langkah preventif dari mulai naiknya harga pangan di pasar. Dengan menanam berbagai macam sayuran seperti cabai dan tomat di halaman rumah masing-masing warga, maka bukan tidak mungkin masyarakat akan terhindar dari inflasi. 

Sebelum mengakhiri kesempatannya Wali Kota juga mengharapkan adanya perhatian dari dinas terkait untuk turut berperan dalam memutar laju perekonomian di Kota Bima dengan langkah membeli produk-produk lokal seperti beras lokal yang kemudian dapat dijual murah. Dengan tujuan roda perekonomian dapat berputar di tengah masyarakat.

“Dinas terkait dapat membeli pasokan beras lokal, kemudian dijual murah, dengan tujuan uang berputar ditengah masyarakat. Sehingga jangan bergantung pada pasokan beras yang ada di Bulog saja.” Tutur Wali Kota Bima H. Muhammad Lutfi, SE sekaligus menutup arahannya.

***