Terima Kunjungan Audiensi HMI Cabang Bima, Wali Kota Bima Ajak Perangi Degradasi Moral di Era Globalisasi

Prokopim Kota Bima, 29 Oktober 2025 —Wali Kota Bima H A Rahman H Abidin, S.E., didampingi Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Bima, Muhammad Natsir, M.Pd menerima kunjungan audiensi dari Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima, Irwan Amirullah, bersama jajaran pengurus. Pertemuan berlangsung di Ruang Kerja Wali Kota Bima.

Dalam kesempatan tersebut, Irwan Amirullah memaparkan sejumlah agenda besar HMI Cabang Bima, termasuk rencana pelaksanaan Latihan Kader II (LK II) dan Senior Course yang akan digelar pada bulan November mendatang.

“Beberapa persiapan telah kami lakukan. Insya Allah pembukaan akan dijadwalkan pada tanggal 24 November mendatang, dan rencananya kami akan menghadirkan tokoh nasional sebagai narasumber." Ungkap Irwan.

Kegiatan tersebut akan diikuti oleh 55 peserta yang terdiri atas 35 peserta LK II dan 20 peserta Senior Course dari berbagai daerah di Indonesia. Pelaksanaan direncanakan berlangsung selama delapan hari penuh di Kota Bima.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Bima menyampaikan apresiasi dan dukungannya atas inisiatif HMI Cabang Bima dalam menyelenggarakan kegiatan berskala nasional. Ia juga menawarkan pemanfaatan Pondok Wisata Kolo sebagai lokasi kegiatan, sekaligus sebagai upaya mendukung promosi wisata daerah.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Bima turut menyoroti fenomena sosial yang marak terjadi di masyarakat, terutama dampak negatif penggunaan media sosial yang dinilai mulai mengikis nilai-nilai moral dan budaya ketimuran.

“Saat ini, demi konten, orang bisa melakukan apa saja. Sudah banyak yang mulai melenceng dari adat dan moral bangsa. Saya ingin mengajak seluruh pihak, termasuk HMI, untuk bersama-sama memerangi degradasi moral yang kian mengancam generasi muda kita di era globalisasi ini." Tegasnya.

Lebih lanjut, Wali Kota Bima mengungkapkan komitmen Pemerintah Kota dalam menertibkan sejumlah praktik yang dinilai merusak moral masyarakat, seperti keberadaan kafe liar, praktik prostitusi terselubung, dan peredaran minuman keras.

“Kami membutuhkan dukungan moral dan suara mahasiswa agar langkah-langkah penegakan moralitas ini mendapat kekuatan sosial yang lebih besar." Pungkasnya.