Pemkot Bima Matangkan Kesiapan Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan Hadapi Nataru 2026

Prokopim Kota Bima, 16 Desember 2025 — Pemerintah Kota Bima menggelar Rapat Koordinasi Pembahasan Kesiapan dan Antisipasi Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026, bertempat di Ruang Rapat Wali Kota Bima. Rapat dipimpin langsung oleh Wali Kota Bima H. A. Rahman H. Abidin, SE dan dihadiri unsur Forkopimda serta instansi vertikal, Pj Sekretaris Daerah, Inspektur, Asisten II dan kepala perangkat daerah terkait.

Dalam paparannya, Kepala Bagian Perekonomian dan SDA menyampaikan bahwa inflasi umum Kota Bima berada pada kisaran 0,5 persen, dengan salah satu penyumbang inflasi berasal dari komoditas yang didatangkan melalui angkutan udara. Ia juga menyampaikan apresiasi atas capaian Kota Bima yang berhasil meraih peringkat kedua sebagai kota/kabupaten berprestasi dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). “Capaian ini menjadi tantangan dan pekerjaan rumah bersama agar ke depan kita dapat meraih peringkat pertama,” ujarnya.

Wali Kota Bima menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak atas capaian tersebut dan berharap kinerja pengendalian inflasi dapat terus ditingkatkan, khususnya dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan menjelang Nataru.

Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan melaporkan perkembangan harga komoditas pangan, di antaranya harga daging ayam mengalami penurunan sekitar Rp50.000 per kilogram, telur ayam mengalami kenaikan, cabai rawit naik dari Rp22.000 menjadi Rp25.000 per kilogram, dan bawang putih naik dari Rp40.000 menjadi Rp45.000 per kilogram. Dari sisi ketersediaan, stok beras dinilai masih aman hingga akhir tahun, dengan total distribusi bantuan pangan sekitar 228 ton kepada masyarakat serta tambahan 6 ton untuk wilayah terpencil.

Perwakilan Bulog menegaskan bahwa ketersediaan beras di Kota Bima sangat mencukupi, dengan stok mencapai sekitar 10.000 ton yang diproyeksikan aman hingga Desember tahun depan. Bulog juga telah menyalurkan sekitar 228 ton beras kepada masyarakat.

Kepala BPS Kota Bima menyampaikan bahwa komoditas yang perlu diantisipasi sebagai potensi penyumbang inflasi ke depan adalah cabai rawit, tomat, dan bawang merah, sehingga diperlukan kewaspadaan dan langkah antisipatif secara terpadu.

Dinas Koperindag melaporkan perkembangan harga di lapangan, di mana harga cabai rawit mengalami penurunan dari Rp70.000 menjadi Rp60.000 per kilogram, bawang merah naik dari Rp40.000 menjadi Rp45.000 per kilogram, sementara harga tomat relatif stabil. Selain itu, isu kelangkaan dan distribusi gas elpiji 3 kg juga menjadi perhatian serius, dan pihaknya telah berkoordinasi untuk penambahan stok di tingkat pangkalan.

Menanggapi berbagai paparan tersebut, Wali Kota Bima menegaskan perlunya penyusunan rencana yang komprehensif dan terintegrasi dalam pengendalian harga, khususnya menghadapi momentum Natal dan Tahun Baru yang waktunya sudah sangat dekat.

Asisten II Setda Kota Bima menambahkan bahwa untuk mengantisipasi kelangkaan gas elpiji 3 kg, Pemerintah Kota Bima telah mengundang seluruh unsur terkait dan menyepakati bahwa distribusi tetap dilakukan pada hari-hari fakultatif atau libur. Pertamina juga telah menyatakan dukungannya dalam pengawasan dan penambahan pasokan. Terkait kenaikan harga gas di pangkalan yang mencapai Rp22.000, akan dilakukan penertiban dan pemberian peringatan sesuai ketentuan harga eceran tertinggi (HET). Apabila tidak diindahkan, sanksi berupa pengurangan stok akan diberlakukan.

Wali Kota Bima juga meminta seluruh OPD dan pihak terkait untuk turun langsung melakukan pengawasan selama periode Nataru guna memastikan stabilitas harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok.

Dinas Perhubungan menyampaikan komitmennya untuk memastikan tarif tiket kapal dan bus tidak mengalami kenaikan selama masa Nataru. Sementara itu, Dinas Kelautan dan Perikanan melaporkan bahwa survei ketersediaan ikan telah dilakukan dan stok serta harga ikan dipastikan tetap terjaga.

Kepala Dinas Pertanian mengungkapkan bahwa konsumsi beras di Kota Bima tergolong tinggi, sementara luas lahan pertanian terus berkurang akibat alih fungsi lahan, sehingga memengaruhi produksi. Oleh karena itu, pihaknya mendorong dukungan pemerintah untuk pengembangan urban farming sebagai upaya kemandirian pangan dan pengendalian inflasi.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Bima menekankan bahwa sejumlah komoditas penyumbang inflasi sejatinya dapat dikendalikan melalui gerakan menanam oleh masyarakat dengan memanfaatkan lahan yang ada. Ia meminta Dinas Pertanian segera menindaklanjuti program tersebut agar dapat membawa perubahan nyata, sebagaimana upaya antisipasi masalah beras yang telah dilakukan sebelumnya.

 

Dukungan penuh juga disampaikan oleh Kepala Dandim 1608/Bima dan perwakilan Kejaksaan, yang menegaskan komitmen mereka untuk mendukung seluruh kebijakan dan langkah Pemerintah Kota Bima dalam pengendalian harga pangan dan penanganan kelangkaan gas.

Dalam penutup arahannya, Wali Kota Bima menegaskan penerapan langkah strategis “4K” dalam pengendalian inflasi, yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif yang transparan. Ia juga menekankan pentingnya penguasaan dan pengendalian stok pangan agar tetap tercukupi, termasuk memastikan ketersediaan gas elpiji 3 kg sesuai aturan harga yang berlaku.

Menutup rapat tersebut. Walikota berharap agar koordinasi yang kondusif dari semua pihak agar pengawasan dan penyaluran tepat sasaran. Pastikan stok bahan pokok mencukupi untuk Natal dan Tahun Baru. "Saya mohon kolaborasi seluruh pihak agar langkah-langkah ini berjalan dengan baik demi kesiapan Kota Bima menyambut Nataru,” tegas Wali Kota Bima.